Dalam posisi masih erat memegang tangan Elea, Aksa mulai terlelap, dengkuran halus pun sudah terdengar menandakan lelaki itu sudah berada di alam mimpi. Berbeda dengan Aksa, Elea justru tidak bisa memejamkan matanya, ia masih menatap atap kamarnya sambil menahan degup jantungnya yang bertalu kencang, Elea berharap Aksa tidak mendengar dan menyadari kegugupannya. Menggeser sedikit demi sedikit tubuhnya dan memastikan Aksa benar-benar sudah terlelap, Elea pun melepas pelukan Aksa di tangannya. Dengan sangat hati-hati Elea menggeser tubuhnya dan membelakangi Aksa. Namun di luar dugaannya Elea justru merasakan sebuah tangan kekar melingkari pinggang hingga ke perut bagian depan. "Jangan pura-pura tuli. Aku tadi bilang jangan pergi," ucap Aksa persis di sebelah telinga Elea, ia semakin men