Menjadi seorang pemimpin dengan jumlah karyawan yang tidak sedikit, tentu saja membuat Aksa benar-benar dibuat kewalahan. Bahkan jadwal yang sudah ia susun sedemikian rupa untuk menemui Elea harus kembali tertunda karena berbagai alasan yang tidak bisa diwakilkan pada orang lain. Sebagai seorang pemimpin tentu saja ia harus bertanggung jawab, bukan hanya hanya untuk dirinya dan perusahaan, tapi juga pada ratusan karyawan yang menggantungkan hidup di bawah naungan kepemimpinannya. Tidak mudah, namun sekali lagi Aksa harus bersikap profesional karena ia tidak bisa menelantarkan perusahaanya begitu saja. "Makannya sedikit banget," Dea memperhatikan Aksa dengan seksama, terutama piring di hadapannya yang masih berisi separuh nasi. Dua hari ini Aksa berada di tempat tinggalnya. "Udah kenyan