Elea menunggu dengan gelisah, setiap detik yang ia rasakan seperti satu jam lamanya bahkan tanpa sadar keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Bukan hanya karena ia menunggu seseorang yang dijanjikan Revan untuk menemuinya, tapi lebih pada rasa gugup yang kini ia rasakan. Sepanjang malam ia membayangkan seperti apa reaksi yang akan ia perlihatkan begitu bertemu orang itu, apakah ia akan begitu antusias atau justru ia akan seperti orang bodoh. Entahlah,, Elea sangat gugup, meski ia tidak tau siapa yang akan bertemu dengannya, namun bayangan dan khayalannya hanya tertuju pada lelaki yang kini benar-benar memenuhi isi kepalanya. Sesuai alamat yang diberikan Revan, Elea menunggu seseorang di sebuah cafe di dekat bibir pantai. Cafe bernuansa classic modern itu memiliki dua lantai. Elea memi