Aksa merebahkan punggungnya di sandaran kursi, melonggarkan dasi yang terasa begitu mencekik tenggorokannya. Aksa menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi paru-paru yang terasa sesak, pekerjaan hari ini sungguh membuatnya terasa begitu sangat lelah. Sekilas ia melirik jam di pergelangan tangannya, ternyata waktu sudah menunjukan pukul dua sore hari. Pantas saja perutnya terasa perih karena lagi-lagi ia melewatkan jam makan siang. Pekerjaan yang tidak ada habisnya seakan terus mengikis waktu yang ia miliki, terkadang Aksa tidak menyadari apakah dirinya sudah makan atau belum, yang ia lakukan hanya bekerja keras tanpa mengenal waktu, meski ia tidak tahu untuk siapa ia bekerja dengan sangat keras seperti sekarang. Sepertinya ia akan kembali merepotkan Sari sekretarisnya, untuk mem