Mataku memanas menyaksikan seberapa menyedihkan sekali percakapan kakak adik di dalam ruangan di hadapanku. Kemudian ketika mereka berpelukan dengan bahagia aku ikut tersenyum tipis dan memilih meninggalkan ruangan Anggia itu menuju kantin Rumah Sakit untuk membiarkan mereka memiliki waktu berdua. Kebetulan sekali aku bertemu Surya yang terlihat hendak menemuiku. “Kita cari kafe privat dekat sini.” Ucapku diangguki Surya. Kemudian kami akhirnga menemukan kafe yang bisa pesan ruang pribadi sehingga pembicaraan kami lebih aman. “Gimana?” Ucapku memulai pembicaraan kami lalu surya memberikan sebuah berkas yang ketika aku buka berisi data seseorang. “Ini data supir yang nabrak nyonya Anggia! Dan ternyata tidak ada hubungan sedikitpun dengan nona Zia boss, tapi sepertinya ini berhubungan de