Seiring dengan kehamilanku yang semakin besar, mas Raka semakin posesif dan kadang tidak masuk akal. Aku mulai tidak boleh sama sekali mendekati dapur, mulai tidak boleh malakukan apapun hingga aku bosan sendiri dan kadang menjadi kesal. Tapi semenjak aku hamil sepertinya mas Raka mulai tidak mempan dengan jurus marahku karena ku akui memang aku menjadi mudah sekali luluh yang di sebabkan oleh perasaan selalu ingin menempel padanya. “Kamu mau kemana?” Mas Raka hampir berteriak padahal aku hanya beranjak hendak mengambil gelas di dapur. Dia langsung berdiri dengah sigap dan menghentikan langkahku. Sikap tidak masuk akal ini kadang sangat mengesalkan tapi dia tidak bisa di hentikan sedikitpun. “Mass aku cuma mau ambil minum.” Kesalku dan mas Raka malah mendorongku pelan untuk kembali duduk