Fares yang baru keluar kelas dan akan menuju kantin untuk makan siang mengernyit bingung saat melihat Ayya tertawa bersama Jeno. Hatinya panas seketika, dengan emosi yang menggebu-gebu dan langkah lebarnya dia menghampiri Ayya dan Jeno. “Woah ... woah ... perang dunia ketiga dimulai .... tarak tak dung.. dung ... dung.” Alva yang melihat emosi di wajah Fares langsung heboh dan memukul-mukul diktat kuliahnya. Melvin yang melihat itu tidak bisa menahan tawanya, merangkul bahu Alva dan mengajak temannya itu untuk melihat lebih dekat satu-satunya perang dunia seorang Faresta Adinata yang menjadi hiburan untuk keduanya. Melvin dan Alva sengaja mengambil duduk di sebelah meja Ayya dan Jeno yang kini sudah ada yang menginterupsi mereka dengan raut kesal yang tidak bisa disembunyikan lagi. “Y