Mobil yang ditumpangi mereka tiba di pelataran rumah sakit, tepat di depan pintu masuk ruang gawat darurat.
Rex mencondongkan tubuh pada orang di sebelahnya seolah-olah akan memeluk pihak lain.
Tangan Lamia segera menahan. "A-Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan menggendongmu."
"Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri," tolak Lamia tegas.
Rex nampak tidak senang. "Kau tidak baik-baik saja, hematlah energimu. Jika kau malu ditempatkan di depan, di punggung juga tidak masalah."
'Bukan itu masalahnya!'
"Kau sudah menentukannya?" tanya Rex.
"... Apa yang harus ditentukan?"
"Ingin di depan atau di belakang?"
"Aku bisa berjalan. Jadi, jangan menggendongku. Seorang wanita juga punya harga diri, oke?" Lamia bersikeras.
Melihat bahwa wanita ini masih bisa menjawab dengan tegas, Rex tah
