Aya melihat dengan pasti pria pemesan hatinya ini. Pria itu menggunakan topi dan memakai jaket kulit, tak lupa masker wajah untuk menutupi sebagian wajahnya. Suaranya khas dan tidak asing tapi..... Aya pun tersenyum lebar dan setengah berteriak. "Cuma untuk setia udah Aya lakukan. Hati Aya cuma buat Kakak...." ucap Aya dengan pelan dan terharu. Isak tangisnya pun sudah tidak terbendung. Aya menatap dengan lekat pria di depannya, rasa rindunya kepada Kakak tersayangnya sudah maksimal. Sudah satu tahun ini Kak Fadil tidak pulang ke Yogyakarta. Alasan sibuk sudah menjadi alasan mendasar. Aya pun menghambur ke pelukan Sang Kakak. Selama ini hanya Kak Fadil yang selalu memberikan support dan dukungan baik materi dan non materi, selain Firman sahabatnya. "Kak Fadil... Kok gak kabarin Aya mau

