Bab 33. Kerinduan

1097 Kata

Numa menutup laptop dan bersiap-siap pergi. “Pa, aku ke luar dulu.” “Mau ke mana?” “Cari minuman.” “‘Kan bisa titip.” “Nggak bisa milih.” “Lewat aplikasi?” “Aku mau refreshing.” “Oh, oke.” Irfan melirik laptop Numa yang masih berada di atas meja dan tas besarnya di atas bangku kosong. Dia menghela lega, artinya Numa akan kembali lagi ke ruang kerjanya. *** Numa berjalan tergesa-gesa menuju ruang ganti pekerja. Dia lega sekaligus senang karena Timo ternyata masih mau menyambut panggilannya setelah lama dia diamkan. Karena jam sibuk, ruang ganti tentu kosong dan tidak ada orang di dalamnya. Baru saja Numa tiba di ruang ganti, Timo sudah berada di belakangnya. “Om Timo,” desah Numa, menatap Timo penuh kerinduan. Tanpa ragu dia memburu Timo dan memeluknya. Timo membiarkan kedua t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN