Numa melangkah mendekati tubuh tegap telanjang Timo, memeluknya erat, membiarkan tubuhnya dan tubuh Timo basah diguyur air hangat dari shower. “Hei, ssst. Numa, ck … ini….” Timo benar-benar gugup, tidak menyangka Numa melangkah lebih jauh. Dia yang terbuai memandang wajah sayu Numa, melumat bibir Numa penuh cinta. “Om nggak pernah mau,” desah Numa. Timo mendelik, “Maksudnya?” “Om nggak pernah aku pegang.” Numa memegang milik Timo yang memang sedari tadi menegang. “Numa. Oooh, kamu—“ Ini adalah pertama kalinya Numa memegang milik Timo, dia melirik ke bawah satu kali, lalu memandang wajah Timo yang meregang. “Aku nggak perlu, Sayang.” Timo menahan tangan Numa yang memegang miliknya yang tegang. Numa menggeleng. “Aku ingin Om bahagia denganku. Om pasti sangat menginginkan sentuhanku j