Tepat saat kecupan berahkir, aku membuka mata. Wajah Mr. Brayen dengan mata teduhnya terpampang jelas. Sungguh, apakah malam ini pipiku bersemu merah? benar-benar malu dan tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Oh wait! mengapa aku nampak begitu bahagia dan menunggu hal selanjutnya? Harusnya ini sebuah penghinaan, Mr. membuatku malu. Dan tunggu, bagaimana dengan Joes? Ya Tuhan, aku merasa bersalah padanya. Dan berjanji akan menemaninya di perlombaan nanti. "Ada apa denganmu? kenapa sedari tadi kau nampak gugup?" Suara Mr. semakin menyesakkan dipendengaran "Aku tidak apa-apa, emm Mr. aku permisi dulu." rasanya ingin segera pergi dan mulai merubah posisi. Tapi ah.. sayangnya Mr. mencekal pergelangan tangan dan tanpa sepengetahuan, aku duduk diatas pangkuan. Wajahku hanya beberapa

