Abi beringsut mundur untuk bersandar di kepala ranjang dengan bantal sebagai sandarannya. "Kenapa sih, geser-geser melulu?" tanya Arini. "Capek rebahan, apa lagi Arini sekarang tambah besar, tambah berat." "Masa sih aku tambah besar?" Arini mengamati tubuhnya sendiri. Meraba-raba buah dadanya sendiri. "Ini tambah besar juga nggak, Om?" tanyanya. Abi menangkup buah d**a Arini dengan dua tangannya. Buah d**a Arini tenggelam dalam tangkupan besarnya telapak tangan Abi. Abi menggeleng dengan senyum miring di bibirnya. "Masih sama dengan kemaren," katanya. Wajah Arini cemberut, bibirnya dimanyunkan. "Nanti aku mau beli cream pembesar d**a, biar o*******g!" sengitnya. "Eeh kok manyun, Arini kan tanya, ya aku jawab dengan jujur." "Bisa nggak, Om bohong sedikit saja, untuk membuat hati