Tamu Tak Diundang

1123 Kata

Osman menatap Ikmal yang berjalan mendekat ke arahnya. Ada gestur tak percaya diri yang tertangkap di wajah Ikmal, juga bercampur dengan ekspresi tak nyaman. Dengan tenang, Osman menatap Ikmal yang kini sudah berdiri di hadapannya. “Aku benci mengatakan ini, tapi aku harus mengatakannya kepadamu,” ucap Ikmal dengan gusar. “No problem. Katakan saja,” sahut Osman tenang. “Aku tahu kau masih sangat mencintai Orin.” Kali ini Ikmal menatap tegas. “Ya, benar. And than?” “Biarkan untuk sementara waktu Orin tanpamu. Biarkan dia mencari waktu untuk berpikir jernih tanpa pengaruh apa pun, siapa yang pantas untuk menjadi ayah dari anak- anaknya.” “Kau salah jika berpikir bahwa aku membawa pengaruh pada Orin.” “Aku tidak berkata begitu,” ucap Ikmal dengan sikap sopan. “Jangan salah paham.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN