Pilihan Hidup

1101 Kata

Orin duduk bersisian dengan Osman di dalam taksi. Rehan berada di gendongan Osman. Bocah itu melek, namun tidak rewel. Hanya menggeliat sesekali saja, terkadang mengucek wajah dengan kepalan tangannya. Bola matanya yang bulat mengawasi wajah Osman dengan dahi terlipat, matanya membulat serius sekali. Seperti melihat sesuatu yang aneh saja. “Dia sedang melihat ayahnya dengan serius. Mungkin dia sedang bertanya- tanya, mungkinkah dia akan dipeluk seperti ini seterusnya oleh ayah yang telah memberikannya sumsum tulang.” Dari sudut matanya, Osman dapat melihat lirikan mata Orin mengarah kepadanya. Senyum Osman tertarik. Menyadari wanita di sebelahnya sedang mengawasinya. “Kau melihat papa begini karena ingin terus bersama dengan papa bukan?” sambung Osman seolah sedang berbicara de

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN