Wanita yang selalu berpenampilan modis itu melenggang gontai menuju ke arahnya, tak lain Hazel. Dia tampak feminim dengan tampilannya yang anggun, gaun putih selutut dengan atasan tanpa lengan pres di badannya yang langsing. Rambutnya diikat satu agak tinggi. Dengan matanya yang agak sipit, dia persis seperti artis yang membintangi drama Korea. “Hm, ya?” tanya Osman sambil balik badan. “Aku baru saja selesai meninjau pabrik yang akan dibeli. Lalu bagaimana dengan hasil meeting tadi?” tanya Hazel sambil berjalan melewati Osman begitu saja, ia memasuki ke kamar. Osman memutar mata melihat sang owner masuk begitu saja ke kamarnya. Mungkin bagi Hazel, hal itu adalah biasa saja. Namun bagi Osman tidak biasa melihat wanita memasuki kamar lelaki yang bukan mahram. “Semuanya berjalan de