“Cukup, Osman! Jangan mencari masalah. Sekali lagi kau membuat kegaduhan di sini, ancaman penjara tidak main- main. Orin sudah muak denganmu dan dia tidak ingin menemuimu lagi!” Ikmal menghadang Osman dengan gusar dan rasa cemas berlebihan. Dia pasti takut rahasianya akan terbongkar. Dan jika rahasia itu terbongkar, tentunya pernikahannya dengan Orin bisa jadi batal. Bugh! Pukulan keras mendarat di wajah Ikmal, membuatnya tersingkir dari hadapan Osman. “Osman, tunggu!” Ikmal kembali menghadang tanpa membalas pukulan Osman. Pria yang dulunya adalah bawahannya itu, sejak dulu memang memiliki power daalam menghadapi siapa pun, termasuk sewaktu menghadapi Ikmal sebagai pimpinan, Osman memiliki sikap tegas dan berwibawa. “Aku memang salah, aku sudah menghalalkan segala cara demi menut