“Aku, minta maaf,” ucap Zio masih tidak melepaskan Lastra yang sudah terisak pedih di pelukannya. “Aku khilaf, Last. Aku yang salah.” Tubuh Lastra masih saja bergetar, namun sudah tidak lagi memberontak minta untuk dilepaskan. Tenaganya sudah habis hanya untuk menangis pilu. Menerima fakta bahwa Zio benar-benar berselingkuh dengan Anggit. “Tapi aku berani sumpah, aku gak pernah tidur sama dia,” ucap Zio dengan lirih. Tidak hanya Lastra yang terluka di sini, tapi Zio juga. Hatinya terasa teriris mendengar isakan sang istri yang sudah membasahi bajunya. Lastra masih tidak ingin berkomentar apapun mengenai semua ucapan Zio kepadanya. Dadanya terasa menghimpit sesak, dan butuh waktu untuk menenangkan diri. “Aku, mau pulang ke tempat ayah besok,” isak Lastra. Zio mengurai pelukannya dengan

