Stiletto setinggi 10 senti itu melangkah dengan anggun. Suara hentakannya menggema elegan, di sepanjang lorong menuju private room, yang telah direservasi dahulu, sebelumnya. Seorang pelayan segera membukakan pintu untuk Anggit. Dan, mempersilakan wanita itu untuk masuk dengan sangat sopan. Dan, sudah tampak seorang pria tampan, dengan setelan jas mahal yang menunggu Anggit, untuk membicarakan sebuah bisnis. “I’m so sorry, it was hectic out there,” sapa Anggit mendramatisir keadaan dengan menampilkan wajah lelah dan sedikit desahan manja. Wanita itu langsung menghampiri Zio yang sudah berdiri menyambutnya. Tanpa aba-aba, Anggit mengecup pipi Zio dengan sangat tiba-tiba, hingga membuat pria itu terhenyak dan mundur satu langkah. “Oh, I’m sorry for that too,” ujar Anggit lagi, kemudian du

