“Mas!” Lastra mengoyang-goyangkan tubuh Zio. “Bangun!” Zio sigap bangun segera terduduk. “Hah! Kenapa, udah mau keluar dianya?!” Lastra terkekeh. “Belum ah, katanya minta dibangunin pagi banget, kan mau ke luar kota sih.” Menjelang persalinan yang tertulis dengan perkiraan sekitar seminggu lagi, Zio semakin menjadi suami siaga untuk Lastra. Zio seperti memasang alarm untuk tubuhnya sendiri saat Lastra dengan tiba-tiba membangunkannya. Ia akan langsung bangun terduduk dengan wajah cemas dan khawatir jika istrinya itu sewaktu-waktu akan melahirkan anak mereka. Zio segera mengusap wajah dengan kedua tangannya lalu kembali menghempaskan dirinya di ranjang, dan menarik selimut hingga menutup seluruh tubuhnya. “Mas, ayo nanti keburu Mas Diki datang.” Seraya menarik-narik selimut Zio. “10

