Baru lima menit Zio menjatuhkan tubuhnya di atas kursi kebesarannya di ruang kerja. Pintunya sudah di ketuk sebanyak dua kali. Lalu setelah Zio mempersilakan masuk, muncullah wanita paruh baya yang saat ini menjabat sebagai sekretaris yang menggantikan Lastra, yakni Ida. Wanita itu mengatakan, bahwa ada tamu yang sebelumnya sudah membuat janji terlebih dahulu. “Persilakan beliau masuk, Bu,” titah Zio. Ida mengangguk dan tidak berapa lama kemudian, seorang wanita dengan balutan pakaian semi formal meleggang dengan elegan, masuk ke ruangan Zio. Setelah mempersilakan wanita tersebut untuk duduk, Ida langsung berpamitan untuk kembali ke meja kerjanya. Zio menatap bingung sekaligus heran pada tamu wanita yang datang pagi ini. Ia pun tersenyum ramah, beranjak dari kursi kebesarannya dan sege

