Hadiah dari Nina Waktupun berlalu. Ben memergoki Nina tengah termenung di meja kerjanya saat selesai meeting dengan calon client baru. “Nin,” panggil Ben mencoba menyadarkan lamunan istrinya. Nina mendongak lalu menatap Ben dengan pandangan kosong. “Gak boleh melamun begitu,” ucap Ben perlahan dan mendapat anggukan dari Nina. “Mas Ben baru selesai meeting ya?” tanya Nina sambil menatap kearah mas Wisnu yang juga baru keluar dari ruang meeting. Ben pun mengangguk, “Sudah deal ya mas?” tanya Nina lagi. “Belum, tapi semoga saja…budget mereka kecil tapi kita akan usahakan bisa memberikan design terbaik untuk mereka.” “Nanti mas Ben rugi dong, labanya sedikit…” “Akh Nin, tak apa, yang penting dibayar tunai dan terus berusaha mendapatkan project yang lain. Walau kecil kalau sering

