Aku membuka mataku perlahan, cahaya putih menyilaukan membuat kepalaku berdenyut, terasa berat sekaligus menyakitkan, hingga untuk sesaat aku butuh menyesuaikan. Butuh beberapa detik bagiku untuk menyadari bahwa tahu-tahu aku terbangun dan berada di ruangan yang serba putih dengan bau khas rumah sakit yang menusuk hidung. Bukan diatas pasir pantai seperti yang terakhir kuingat. Seketika pun perasaan bingung menguasai bersamaan detak jantung langsung berdegup cepat, yang kuingat terakhir kali berusaha keras untuk keluar dari jebakan ombak yang gagal kukuasai. Kembali aku mengingat sekali bahkan tadi masih mampu berjalan tertatih, menyeret kaki dan memeluk papan selancar hingga daratan. "Euughh!" gumamku. Bibir, mulut hingga faringku rasanya kering sekali. Masih mencerna semuanya termas