Perhatian maksimal

2168 Kata

Athaar tampak seperti ingin mengatakan sesuatu, namun terhenti ketika seorang petugas rumah sakit masuk, mendorong troli berisi makanan untukku. Tidak lama kemudian, seorang suster pun menyusul masuk, memeriksa tekanan darahku “tekanannya normal, tinggal demamnya ya yang masih.” Sepertinya aku belum bisa keluar dari rumah sakit ini. Suster pun mengganti kantong infus dengan cekatan. Suasana hening hanya diisi suara peralatan medis dan langkah suster yang akhirnya meninggalkan ruangan setelah selesai dengan tugasnya. “Makan sekarang ya?” Aku memberi anggukan tepat Madewi pun muncul kembali di pintu, tersenyum tipis padaku. Selain Athaar, aku ternyata merepotkannya lagi. “Senang melihat wajahmu sudah enggak sepucat tadi,” katanya. “Thank you very much, Madewi... Maaf sudah merepotkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN