Putrinya

1851 Kata

Selera makanan setiap orang berbeda, awalnya aku hanya bilang suka Pempek dan tekwan khas Palembang saat makan malam waktu di Bali. Tidak sangka jika Dzaki juga suka, langsung tertarik untuk disarankan nama tempat makannya tetapi aku malah berjanji akan mengajaknya sekaligus traktir balik. “Ramai juga ya tempatnya, pasti memang seenak yang kamu ceritakan sampai di sini penuh sekali,” pendapatnya. Rumah makan ini biasa saja, tetapi nyaman. Meja dan kursinya juga banyak di maksimalkan untuk bisa menampung pembeli yang makan di tempat. Tidak ada pendingin ruangan, hanya kipas-kipas yang terpasang di langit-langit maupun dinding. Ada potret hitam putih jembatan Ampera yang membawa suasana asli memasuki rumah makan asal Palembang. Aku memberi anggukan, “selalu ramai, kebetulan cabang Jakart

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN