Athaar yang menginap, aku yang sulit tidur. Bahkan sampai waktu sudah berganti hari. Tepat jam nol-nol lewat tiga belas saat aku mendengar suara air dari kamar mandi dihidupkan. Aku yang sudah berbaring, jadi memilih bangun dan keluar kamar. Langkahku menuju ruang tengah, Athaar meninggalkan bantal dan selimut yang tadi kusampirkan saat ia tidur. Aku berbalik ke dapur, membuka nasi goreng yang kubeli tadi, Athaar yang tidur sehingga belum sempat dia makan. Aku langsung menghangatkan sebentar tepat Athaar selesai di kamar mandi. “Lapar?” tanyanya. “Buat Aa, tadi pas aku pulang Aa sudah mendengkur.” Dia terkekeh, "ngantuk banget, merasa sudah enak juga karena kamu obati luka-lukanya." Aku memerhatikan lukanya yang tadi kuobati, "benar enggak sakit?" tadi aku sempat memaksanya ke klinik