Slowly but sure [2]

2025 Kata

Aku menggeleng pelan, kemudian kembali terdiam saat tangan Pak Dzaki kembali mengambil tanganku untuk digenggam. Aku menoleh saat merasa diamati, tetapi tidak menemukan siapa pun berdiri di sana. Athaar jelas masih di dalam dan buat apa diam-diam mengikuti? Pasti hanya perasaanku saja. “Kenapa? Ada yang tertinggal?” “Tidak ada yang tertinggal, semua sudah kubawa" termasuk apa pun yang ada dalam hatiku untuk Athaar. Sea benar, aku tidak boleh membiarkan diriku seperti dulu setelah susah payah melupakannya meski dengan status Athaar yang akan segera resmi berpisah. Aku tidak boleh berharap sesuatu yang sudah pasti semu untukku. Athaar hanya melihatku sebagai sahabat Sea, seperti adiknya. Seperti kalimat yang selalu ia ulang-ulang. Tepat lift sampai, siap membawa kami turun. Sepanja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN