Badai Farzanka Fusena (I) A

1266 Kata

Tidak peduli bagaimana berbagai macam pertanyaan muncul timbul dan tenggelam di dkealaman pikiran. Kata perpisahan tetap harus diucapkan. Tidak peduli bagaimana deru nafas terasa mengejar. Kenyataan tetap harus dihadapi tanpa gentar. Ia benamkkan wajah ke bantal empuk di kamar tidur. Terasa seperti sudah literan air mata sukses ia tumpah ruahkan hingga membuat benda itu jadi sanngat lembab. Rasanya sangat sakit. Rasanya tidak karu-karuan lagi. Terasa begitu hancur lebur. Calon suami yang sangat ia hargai keberadaannya tak jelas rimbanya. Begitu juga dengan adik sepupu yang sangat ia sayangi. Kenapa semua harus begitu bermasalah! Kenapa semua jadi begitu berat begini, Tuhan? Di bagian mana akan Kau persembahkan jalan keluar? H, H, Haa, aakh . . . Apakah ada dunia di mana badai berhenti m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN