Farza merinding saat melihat lengkungan senyum tidak normal di wajah sang adik yang biasanya sedap dipandang. Ia sangat serius pada yang ia ucapkan. Senyum sang adik saat itu memang sangat creepy. Bibir yang terbuka lebar. Tapi, pandangan sorot matanya lebih terlihat seperti ikan yang tak lagi bernyawa. Sudah, tubuhnya mungkin masih bisa bergerak karena aliran air. Tapi, ia tak memiliki hasrat sendiri untuk ke mana harus melangkah. Ya ampun, ada apa sebenarnya dengan adik gue yang satu ini? Hanya hal semacam itu yang bisa berulang kali farza pikirkan dalam diri dan kepala kecilnya. Tapi, Herdi pun tidak main-main dengan apa yang baru ia lakukan. Atau apa yang hendak ia katakan selanjutnya. Ia ingin menunjukkan betapa seramnya efek dari kebohongan yang selama ini telajh Herdi lalui demi t