Namun, bukannya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh si anak kebanggaan. Pak Azka malah menghampiri sang putra kedua dan meraih pergelangan tangannya. Eh. Farza langsung merasa ”sedikit” terkejut. Karena ayahnya memiliki sikap yang biasa saja. Kala menyentuh tubuh sang adik. Yang memiliki suhu begitu tinggi sampai rasanya mampu untuk digunakan melelehkan inti besi. ”Anak manja ini tidak kenapa kenapa, kok. Dia hanya berlebihan saja,” ucap Pak Azka. Seraya menyeret pergelangan tangan dari putra keduanya. Menuju suatu tempat di lantai bawah tanah. Pikiran Herdi saat itu kosong melompong. Eh, tidak kosong juga. Ada sebersit pikiran yang bertanya, mengapa? Mengapa? Mengapa? Padahal ia sudah mengambil keputusan final. Yaitu pergi dan meninggalkan kediaman Jahan*m itu untuk selamanya.