Hanya bisa menatap arsitektur bangunan gereja yang indah dengan pandangan kedua mata penuh takjub. Ia berharap dapat membangun tempat peribadatan yang begitu indah seperti itu juga untuk berbagai macam agama suatu saat nanti. Ia dan sahabatnya memutuskan masuk ke dalam sana untuk sekadar menghangatkan diri. Tiba-tiba Elan berdiri dan menawarkan apakah Nala ingin meminum sesuatu untuk mengisi perut atau menuntaskan dahaga. Setelah menerima jawaban Elan pun beranjak menuju mesin penjual minuman paling dekat. Sembari melangkahkan kaki ia tetap siaga dengan mengamati keadaan sekitar. Saat itu ia sedang sangat khawatir. Karena suatu hal yang membuat ia merasa jauh lebih baik dengan mengamankan sahabatnya ke dalam bangunan sebuah gereja. ....... Nala yang tersinggung menunjukkan isi tas kopern