Beberapa saat kemudian keduanya sampai di kediaman Elan. Karena Asa tak mungkin membawa Nala ke Asrama Merah. Ia meminta izin pada Mister Hartadi untuk membawa Elan pulang. Jika sampai Senin ia belum sembuh juga. Asa memilih merawat Elan di rumahnya sendiri timbang di komplek Senna Academy yang penuh dengen stressor alias penyebab tekanan batin. “Lu tunggu di sini dulu, ya. Bakal gue temui dulu anaknya,” pinta Asa pada Nala di ruang tamu. Nala pun beranjak duduk. Ia sibuk mengamati interior rumah Elan. Sangat rapi, bersih, dan semua tampak begitu teratur. Seperti rumah yang tidak ditinggali saja. “Elan kan tinggal di asrama, ya. Berarti selama itu rumah ini kosong,” pikirnya, “Kesepian.” Asa muncul dari tangga. Mengayunkan tangan meminta Nala untuk naik. Di lantai dua terdapat dua kamar