Ervin memandangi layar ponselnya, dia ingin menghubungi Laura balik, tapi dia takut jika yang mengangkat telepon itu adalah Arkan, itu sama saja dengan membuat Laura tertekan dan selalu terngiang-ngiang bagaimana Laura pingsan karena Ervin sendiri. "Kenapa?" tanya Lia. Ervin menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa-apa, sepertinya aku harus pulang sekarang karena ibuku sudah pasti menunggu," kata Ervin menaruh ponselnya di saku celana. "Tapi kamu baru saja diperban," kata Lia sangat khawatir. "Aku tidak apa-apa, aku akan naik taksi dari sini karena aku sudah memesannya, aku sudah sangat mengantuk," ucap Ervin memberikan alasan. Lia mengangguk mengerti tidak ingin menahan Ervin lebih lama, tadinya dia ingin menawarkan kalau Ervin bisa tinggal di apartemennya semalaman, tapi melihat pr