Arkan tersenyum melihat Laura yang menenggak pil barusan tanpa ragu dan menari curiga sama sekali, padahal pilnya sudah diganti karena Rio bersedia membantu Arkan. Bukan dengan membuat, tapi dengan mencarikan obat yang sama persis. Rio tidak ingin menjadi masalah karena dia membuat obat itu, jadi mereka menggantinya dengan vitamin. "Aku akan menyimpannya di meja," kata Arkan meraih botol pil yang ada di tangan Laura. Laura hanya merasakan kalau tubuhnya akhir-akhir ini tidak lemas dan tidak merasa mual lagi, dia berpikir kalau dia sudah mulai terbiasa dengan efek yang ditimbulkan obat itu sampai rasanya tidak seperti biasa lagi. "Kapan kamu ada kelas?" tanya Arkan. "Besok, aku sudah bolos beberapa kali," jawab Laura mengalihkan pandangannya. Menikah dengan Arkan membuatnya jadi tidak