11

1074 Kata
Happy Reading ***** "Ck, semua memang salah gadis bodoh itu. Awas saja kalau Vincenzo sampai marah padaku." Ucap Hyuna dengan temannya lewat sambungan telefon. Saat ini Hyuna tengah mengendarai mobilnya hendak pulang menuju rumahnya. "Iya Hyuna-ssi, Pasti gadis itu akan berkata yang tidak-tidak tentangmu." Balas orang disebrang sana. Hyuna mengeram marah, benar, sudah dipastikan gadis jalang itu akan mengadu banyak pada Vincenzo. Ia harus segera melakukan sesuatu. "Eh, eh." Tiba-tiba, Hyuna merasakan mobilnya mulai bergerak tidak setabil. "Ada apa?" Tanya temannya di seberang telefon sana. Hyuna yang tengah menghentikan mobilnya pun, langsung mengumpat keras, tanpa menjawab pertanyaan temannya. Ia segera turun dari mobilnya untuk mengecek. "Argg, sial." Umpat Hyuna lagi karena menyadari ban mobilnya ternyata kempes. "Ada apa, Hyuna-ssi?" Tanya temannya itu yang memang pertanyaannya tadi belom sempat di jawab. "Ban mobil ku kempes, padahal rumah ku sudah dekat. Memang benar gadis itu pembawa sial!" Ucap Hyuna bersungut-sungut. "Lalu bagaimana?" "Entahlah, disini sangat sepi. Dan tak mungkin aku menginap disini." Hyuna melirik sekitar yang memang sepi tersebut. "Ah, sepertinya kau harus berjalan kaki Hyuna." Temannya itu mencoba melontarkan kata dengan nada mengejek. Tapi ternyata Hyuna malah makin marah mendengarnya. "Diam kau!" Tut..tut.. Hyuna segera memutus sambungan telefon itu secara sepihak. Ia cukup kesal mendengar ejekan temannya itu. "Arggh, sialan." Umpat Hyuna lagi dan lagi, sebelum menendang ban mobilnya yang kempes. Lalu ia mulai berjalan pergi yang sebelumnya sudah mengunci mobil tersebut. Ia akan menelefon bengkel langganannya besok pagi. Hyuna berjalan melewati gang kecil, jalan pintas terdekat menuju rumahnya. Tapi saat dikelokan gang ia dikejutkan dengan seseorang yang memakai jaket warna hitam, tengah berdiri lima meter di depannya, ralat maksudnya tengah bersandar di dinding gang tersebut. Hyuna hampir berlari sebelum orang tersebut melepaskan tudung jaket nya. Mata Hyuna berbinar saat mengetahui orang itu adalah Vincenzo. Orang yang membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat hanya dengan melihat wajahnya. "Vincenzo." Hyuna berlari kecil menghampiri Vincenzo, "Vincenzo, bagaimana kamu bisa ada di sini?" Tanyanya dengan nada senang yang begitu kentara. "Menunggu seseorang." Dan orang itu dirimu Ucap Vincenzo dalam hati. "Wah, siapa?" Tanya Hyuna masih antusias. "Kau." Hyuna hampir menjerit, tapi niatan itu iya telan begitu saja demi menjaga image di depan Vincenzo. Vincenzo merindukannya aw, ia hanya bisa menjerit dalam hati. "Jinja?" Tanya Hyuna tanpa bisa menyembunyikan senyumnya itu lagi. (Benarkah) "Hmm." Srettt.. Dengan gerakan tiba-tiba, Vincenzo menarik tubuh Hyuna dan menempelkanya kedinding gang. Dan hal itu sukses membuat Hyuna memekik terkejut sekaligus senang saat, karena tiba-tiba Vincenzo menghimpitnya kedinding. Bahkan pikiran Hyuna sudah tertuju kepada hal yang tidak-tidak sekarang. Padahal kenyataanya sangat melenceng jauh dari pemikiranya itu. "Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Hyuna mencoba memastikan, selagi hatinya bersorak girang. Vincenzo menyeringai jelas di depan Hyuna, menunjukan pada gadis itu bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan apa yang ia nginginkan. Dan ia sangat tak sabar untuk menghabisi gadis ini. Tapi Hyuna malah salah mengartikan seringaian Vincenzo, dan menganggap bahwa seringaian itu adalah seringaian m***m, dan Vincenzo tak sabar melakukan 'itu' terhadapnya. Cih, seorang jalang, sebaik apa ia bersikap sok baik di depan orang yang ia suka, tetap saja akhirnya ia akan rela mengangkang di bawah pria yang ia inginkan. Meski harus melepas kehormatanya tanpa perduli penyesalan besar yang akan datang. Vincenzo mendekatkan wajahnya pada Hyuna, dan Hyuna malah memejamkan matanya. Satu detik Dua detik Tiga detik Sampai detik kelima pun Hyuna tak merasakan Vincenzo telah menciumnya. Hyuna membuka matanya Saat merasakan sebuah benda dingin menyentuh pipinya. Betapa terkejutnya Hyuna ketika mendapati Vincenzo tengah menyeringai devil tepat beberapa senti didepanya. Tapi bukan itu yang membuat ia terkejut, melainkan sebuah pisau tajam tengah menempel tepat dipipi kirinya, dan siap untuk menusuk pipinya itu. "Vi-Vin," Lidah Hyuna terasa kelu, ia tak menyangka dengan apa yang Vincenzo lakukan. Dengan bangganya Vincenzo malah semakin menyeringai lebar, ia sangat menikmati wajah ketakutan Hyuna, dan sebentar lagi wajah itu akan digantikan dengan raut kesakitan yang amat terlihat menyenangkan dimatanya. Cruss.. "Arghhh." Hyuna berteriak kesakitan saat Taehyung benar-benar menusuknya, darah segar mengucur lewat pipinya. Apa Vincenzo sudah gila? Dan jika benar, ia akan sangat menyesal telah menyukai orang gila seperti Vincenzo. Tapi mungkin ia sudah terlambat untuk itu. "Sakit?" Tanya Vincenzo dengan nada santai. Hyuna terperangah menatap Vincenzo, ia sungguh tak kuasa menerima kenyataan Vincenzo yang tega menusuk pipinya. "Oh, tak sakit ya? Mungkin perlu ditambah." Ucap Vincenzo kelewat santai. Hyuna hanya bisa menggeleng pelan dengan tatapan memohon, tapi hal itu tak sedikitpun membuat Vincenzo mengurungkan niatnya membunuh Hyuna. Srakk.. "Arggg.." Hyuna mengerang kesakitan, saat Vincenzo dengan teganya menusuk pipi kananya dan menarik pisau itu hingga kesudut bibirnya, dan membelah pipi kanannya itu hingga bibir. Vincenzo tersenyum puas saat Hyuna terlihat tidak berdaya. Hyuna sekarang hanya bisa menyesali perbuatanya yang telah menyakiti Kila demi Vincenzo, yang sebentar lagi akan mengambil nyawanya secara sadis. Psychopat, satu kata yang ada dipikiran Hyuna sekarang. Dan ia sudah melakukan kesalahan besar sudah tertarik dengan Psychopath yang bernama Vincenzo ini, dan mungkin banyak gadis diluar sana yang akan menyesal jika mengetahui kenyataan tentang idolanya ini. Srakk.. Vincenzo membelah lagi pipi kiri Hyuna sampai ke bibir. Darah segar mengucur deras memenuhi rahangnya hingga badannya. Vincenzo menusuk perut Hyuna berkali-kali. Meluapkan kemarahan saat mengingat Kila yang ketakuatan karena orang ini tadi. Hyuna sudah tak dapat berdiri tegak jika lehernya tidak dicengkram erat Vincenzo. Vincenzo menusuk kulit lengan Hyuna yang terbuka, hingga dagingnya terbelah dan jatuh kebawah. Miris memang, Hyuna mengetahui fakta saat ia yang biasanya melihat orang dibunuh sadis difilm-film action, tapi sekarang ia sendiri yang menjadi korban. Nafas Hyuna sudah hampir hilang sebelum Vincenzo berhasil menusuk kedua p******a Hyuna. Dan nafas Hyuna berhenti setelah Vincenzo menusuk leher Hyuna sebanyak tiga kali. Vincenzo tersenyum puas, melihat mayat Hyuna yang terkapar penuh darah di bawah. Vincenzo buru-buru membawa mayat Hyuna ketempat kedua hewan peliharaanya berada. Dan ia juga harus menutup semua akses bukti bahwa ia tak akan menjadi tersangka pembunuhan Hyuna. Seperti memasukan Mobil Hyuna ke dalam jurang hingga mobil itu meledak. Dan lagi-lagi seorang Vincenzo telah membunuh, dan berakhir dengan tanpa rasa bersalah sedikit pun pada hatinya. ***** Kila mengerjap-erjabkan matanya, entah kenapa kepalanya sedikit berat sekarang. Kila terpererangah saat menyadari bahwa tempat ini bukan kamarnya. Lalu ini kamar siapa? Kila menatap jam yang bertengger ditangannya, yang menunjukan pukul setengah duabelas malam. Ah, sepertinya ia terlalu lama tidur. Ceklekk.. Kila terkejut saat tiba-tiba sebuah pintu didepan sana terbuka, dan muncul lah siluet sosok Vincenzo keluar dari sana. Tapi bukan itu saja yang membuatnya terkejut, melainkan keadaan Vincenzo yang hanya memakai handuk yang melilit pinggangnya. ***** Tbc . . . Kim Taeya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN