7. BASTARD

975 Kata
Happy Reading ***** "Putus?" Tanya Vincenzo memastikan. "Iya putus!" Vincenzo menyeringai, "Putus ya? Emm, tapi kalau aku menolak bagaimana?" "Hgg, tidak Vi. Kita harus putus, bahkan hubungan kita tidak didasari karena cinta. Aku tak mengerti hubungan macam apa ini." Kila mencoba memberi pengertian pada Vincenzo. "Pacar, apa kau tau apa yang kubenci. Hingga aku ingin membunuhnya!" ucap Vincenzo dengan nada mengerikan. "Seorang jalang yang lancang, penggangu hidup, dan seorang penentang," Lanjutnya. Kila menatap Vincenzo tak percaya, matanya membelalak. "Kau gadis yang pintar, pacar. Jadi kumohon pikirkan baik-baik sekarang. Satu menit. Hanya satu menit aku akan menunggu keputusanmu untuk putus dengan ku atau tidak." Jelas Vincenzo. 'Tidak waras, argghhh. Dasar keledai, anjing, babi mati saja kau.’ Teriak Kila dalam hati. "Jangan mengumpatiku di dalam hati, umpati saja aku dengan mulut manismu itu." Ucap Vincenzo saat melihat tatapan Kila yang seolah akan mengulitinya tak tersisa, Heol, menguliti Psychopath? Dalam mimpi mungkin. 'b******k,' umpat Kila dalam hati. Meski sudah diizin kan mengumpat langsung, tapi ia masih tak berani menyuarakan kata tersebut. "Waktumu tinggal sepuluh detik!" Dan yeah, Kila tak ada pilihan lain bukan selain tetap berhubungan dengan Mr.Psycho ini. "Fine, kita tidak akan putus." Mungkin untuk sementara biarkan mereka bigini, dari pada nyawa Kila yang melayang bukan. Vincenzo tersenyum penuh kemenangan. "Pilihan yang tepat, pacar." ***** Kila berjalan cepat menuju rumahnya, setelah selesai pekerja paruh waktu di cafe. Nafas Kila memburu, karena ia harus berlari-larian saat pulang tadi. Setelah memasuki rumah, ia segera menutup pintu rumahnya rapat-rapat. Lalu memastikan jendela sudah terkunci rapat atau belum. sekarang Kila hanya bisa berdo'a semoga orang itu, orang yang ia hindari sampai ia harus berlarian tidak membobol pintunya. Tapi Kila tidak tau saja Psychopat yang berstatus pacarnya itu, sangat cerdik. Bahkan lebih dari cerdik dari yang Kila bayangkan. Grebb.. Dengan tiba-tiba seseorang telah memeluknya dari belakang. Hal itu sungguh membuat Kila terkejut sekaligus takut dalam waktu bersamaan. "Kenapa tergesah-gesah, sampai harus menutup pintu dan jendela dengan buru-buru. Hmm?" Ucap Vincenzo dengan suara rendah tepat ditelinga Kila, yang langsung membuat bulu kuduk Kila meremang. Seharusnya dari awal Kila sudah bisa menebak siapa lagi orang yang bisa lancang memeluknya dan memasuki rumahnya seperti ini, selain Vincenzo. "Mau menghindariku, pacar?" Ucap Vincenzo lagi yang masih dengan suara rendahnya. Bahkan ia juga menggigit kecil telinga Kila. Jantung Kila berdegub kencang, apakah umur hidupnya hanya sampai di sini. Sehingga ia harus berhadapan dengan maut seperti ini. Vincenzo menggigiti telinga Kila, membuat sang empu meremang di tempatnya. Bahkan tubuhnya kaku tak dapat digerakkan. "Aku ingin," ucap Vincenzo dengan nafas memburu "Dirimu." Lanjutnya yang sukses membuat mata Kila membelalak lebar, ia pintar dan ia mengerti apa maksud dari ucapan Vincenzo itu. Belum sempat Kila berfikir jernih, Vincenzo sudah membalik tubuh Kila menjadi menghadapnya. Dapat Kila lihat jelas, bahwa Vincenzo sedang menyeringai. Oh dan jangan lupakan matanya berkilat nafsu, dan hal itu langsung membuat Kila ketakukan setengah mati. Apa yang harus Kila lakukan? iya Kila tau ia harus kabur. Tapi bagaimana caranya. Lihatlah sekarang wajah Vincenzo sudah mendekati wajahnya. Memperpendek jarak antara keduanya. Kila tak bisa berfikir positif sekarang, yang ia tau, ia harus menghentikan Vincenzo, dia tak boleh seperti ini. Kila menutup mulutnya dengan tanganya saat jarak antara Vincenzo dengan wajahnya hanya terpaut lima senti saja. Vincenzo mengalihkan pandanganya yang sedari tadi terfokus pada bibir ranum Kila, menuju mata pemilik bibir itu, yang sekarang sudah ditutupi oleh tanganya sendiri. Kila menggeleng pelan, mencoba meminta pengertian pada Mr.Psycho ini. "Aku tak suka ditentang atau pun penolakan." Desis Vincenzo. Dan berikutnya ia sudah menghempaskan tangan Kila kasar. Vincenzo mencium bibir Kila detik itu juga, tangan kirinya ia gunakan untuk mengunci pergerakan Kila, dan Tangan kanannya ia gunakan untuk menahan tengkuk Kila. Rasanya Kila ingin mati saja sekarang, karena dengan seenak jidat Vincenzo malah menciumnya. Kila sama sekali tak menggerakkan bibirnya membalas ciuman kasar Vincenzo itu, bahkan untuk menetralkan rasa keterkejutanya sendiri saja ia belum bisa. Vincenzo mendorong tubuh Kila hingga menempel dinding. Matanya berkobar nafsu, mulutnya tak henti-hentinya mencium bibir ranum gadis ini. Sudah sejak lama ia ingin menikmati bibir manis ini, tapi ia selalu menahanya. Tapi sekarang ia sudah tak kuasa untuk sekedar memberi waktu jeda agar Kila dapat menggambil nafas. Mata Kila memanas, ia sekuat tenaga menahan air itu agar tak luruh. Ia tak ingin dicap wanita lemah oleh Vincenzo ini. Kila mengatupkan bibirnya Rapat. Vincenzo tak kehabisan akal, saat Kila mencoba menolaknya dengan mengatupkaa bibirnya. Vincenzo langsung menggigit bibir Kila kasar, dan langsung saja mulut itu terbuka. Vincenzo mengabsen deretan gigi Kila satu persatu mengabaikan rasa anyir darah yang keluar dari bibir Kila karena gigitanya. Sungguh Vincenzo tak berbohong, bahwa bibir gadis ini sangat manis. Kila sudah tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis tanpa suara, karena mulutnya sekarang masih dibungkam oleh bibir Mr.Psycho. Air mata Kila tak henti-hentinya keluar. Bibirnya sakit, hatinya sakit. Ia merasa seperti seorang jalang sekarang. Vincenzo menghentikan aktifitas menciumnya saat pemilik bibir ini sedang menangis. Ia sudah berusaha mengabaikan air mata gadis ini, tapi ia tidak bisa, ia terganggu karena itu. Dilihatnya wajah gadis ini yang sedang menatapnya dengan pandangan benci. Gadis yang sudah lemas, dan akan jatuh jika tidak ia tahan ini telah membencinya. Sangat membencinya. Vincenzo mengangkat tubuh Kila ala bridal style, lalu meletakkannya diranjang gadis itu. "Aku pergi." Vincenzo mengucapkan kata itu sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan Kila yang masih berbaring menangis diranjang. Vincenzo cepat-cepat pergi, sebelum kembali tak perduli dengan rasa sakit gadis ia. Apalagi melihat bibir merah bengkak Kila karena ulahnya itu, sukses membuat hormonnya naik berlipat ganda. Vincenzo harus segera pulang dan menyelesaikan semuanya sendiri. Mungkin bisa saja ia pergi kerumah bordir dan menyelesaikanya dengan salah satu jalang di sana. Tapi entah kenapa ia tidak bisa, hatinya menolah, meski ia tau bahwa ia tak memiliki hati. Kila mengingat kejadian beberapa detik yang lalu, "b******k!" Kila mengumpat. Kila membenci Vincenzo, sangat membenci Psychopat itu. Ia tak akan memaafkan perbuatan Mr.Psycho itu. ***** TBC . . . Kim Taeya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN