Alvin masih memikirkan perkataan dari istrinya, sebenarnya ada masalah apa dengan wanita itu. Tidak biasanya dia bertanya hal seperti itu “cerai” tidak mungkin dia akan menceraikan istrinya jika sampai itu terjadi mungkin dia akan dicoret dari keluarga Mahendra.
“Mas, ada apa denganmu?” Vanessa memainkan dasi pria itu sedang melamun pada dunianya.
Merasa di abaikan oleh pria ini, wanita itu menciut dan berdiri dari pangkuannya tidak biasanya pria itu bertingkah aneh. Seharian tidak ada kabar sekarang malah mencuekinya.
“Alvin! Ada apa denganmu?” Vanessa sangat kesal kepadanya.
Alvin menatap wajah wanita ada di depan matanya bertingkah kesal sekarang perasaannya bimbang. Dia mencintai wanita ini karena untuk lari dari kenyataan untuk tidak mencintai wanita telah menjadi istrinya yaitu Anita. Dia salah melainkan telah jatuh cinta pada istrinya yang harus dia lakukan untuk memilih salah satu dari mereka berdua.
****
“Kau yakin akan bercerai dengan Alvin? Bukannya kau sangat mencintainya? Kenapa sekarang kau memutuskan seperti itu?” pertanyaan bertubi-tubi oleh wanita berambut panjang mendengar semua cerita dari sahabatnya. Wanita itu adalah Renata Purnama Sembiring.
“Dengan cara ini semua selesai aku tidak ingin melibatkan mas Alvin gara-gara mereka datang menghancurkan pernikahanku,” jawabnya lemah.
Sebenarnya dia juga tidak ingin bercerai tapi sudah terlanjur mengungkapkan kepada suaminya. Kalau pun sudah waktunya untuk akhiri kenapa tidak dilakukan sejak awal. Kenapa dia harus bertemu dengan Aulia lagi bukankah semua sudah berakhir.
“Masih ada jalan yang bisa mengatasi masalah ini, jangan terlalu gegabah memutuskannya coba pikirkan secara kepala dingin, apa kau tidak menyesal harus melepaskan pria yang diam juga mencintaimu?” Renata mencoba berikan keringanan kepada sahabatnya.
Alvin baru saja pulang dari apartemen kekasih gelapnya yaitu Vanessa. Wanita itu marah setelah apa yang dia katakan kepadanya tentang hubungan mereka berakhir. Dia telah memutuskan akan memilih istrinya sebagai kehidupan masa depan. Tidak ada lagi yang bisa menentang rumah tangga walau pun Vanessa masih kesal atas Keputusan darinya.
Ponsel miliknya bergetar di dalam saku celana kain warna hitamnya, seseorang menelepon nomor tidak tersimpan dalam kontaknya.
“Hal–”
“.....”
“Baiklah aku akan ke sana,”
Dia menghidupkan mobilnya dan keluar dari rumah bertingkat itu. Sementara Anita dalam keadaan tertidur sangat lelap seharian dia menangis memikirkan untuk mengakhiri hubungan dengan suaminya. Renata tidak mengerti cara pikiran sahabatnya ini. Dia mengerti bahwa seseorang tidak puas dengan kebahagiaannya pasti ada cara lain untuk mengatasi masalah ini.
Suara mesin mobil berhenti tepat di depan rumah sederhana, Alvin turun segera masuk ke dalam rumah itu. Telah di tunggu oleh wanita berambut panjang.
“Apa dia baik-baik saja?” Alvin bertanya kepada wanita itu.
“Dia baru saja tidur, sebenarnya ada masalah apa antara kau dengannya? Apakah kau benar akan menceraikannya?” Renata mencoba menanyakan kepada Alvin sedang berjongkok menatap wajah istrinya.
“Aku tidak akan menceraikannya, apa dia menceritakan kepadamu? Sebenarnya apa yang dia sembunyikan?” Sebaliknya Alvin bertanya kepada Renata.
“Entahlah ... yang aku harapkan jangan buat dia merasa tertekan dengan masa lalunya,” jawab Renata.
Alvin menggendong tubuh istrinya untuk membawa dia pulang, dia sangat berterima kasih kepada wanita ini telah menjaganya dengan baik.
“Terima kasih untuk sebelumnya.”
Renata melambaikan tangannya mobil berwarna hitam meninggalkan dari parkiran rumah sederhana itu. Dalam perjalanan pulang wanita dalam kondisi tertidur sangat lelap buat pikiran pria ini bertanya-tanya.
“Masa lalu”
“Apa yang kau sembunyikan dari masa lalumu? Apa itu semacam trauma? Jangan buat diriku semakin frustrasi dengan dunia yang kejam ini, Nita. Jika kau ingin menghukum kubukan cara seperti ini. Apa kau masih belum percaya dengan semua perasaanku sekarang?”