Selepas makan siang dengan Ratih dan pasangannya, kami pamit pergi. "Mbak masih mau di sini?" tanyaku. "Hm, tempat ini cukup nyaman. Aku mau nyari lokasi buat acara melepas lajang nanti dengan teman-temanku. Kamu datang juga ya? Sepertinya di sini cocok." "Wah tentu saja. Dengan senang hati." "Aku tunggu ya, Ziya." Aku berdiri lalu pamit pergi. "Baiklah, sekarang aku harus pergi dulu. Mari, Mas!" Aku menyapa calon suaminya Ratih yang lebih banyak diam itu. Mobil Pak Hen menjauh dari kafe. "Rumah ayah masih jauh, Mas?" tanyaku. "Lumayan. Lokasinya cukup jauh dari kota." "Wow, pedesaan?" Pak Hen mengangguk. "Benar. Lokasinya ada di kaki gunung." "Aku suka pegunungan." "Baik, nanti kita keliling di sana melihat pemandangan." Aku mengangguk. Setelah sekitar satu jam perjalanan, a

