Kami pulang dari tempat kerjanya si Intan. Setelah semuanya jelas, aku gak bisa menahan diri untuk gak tersenyum sepanjang jalan. "Zi, kamu lagi seneng ya?" tanya Pak Hen saat sedang menyetir. "Enggak kok, biasa aja." Aku menjawab dengan nada santai. Jujur sih, rasanya sangat plong. Seperti baru turun dari putaran rollercoaster yang sangat tinggi. "Senyum kamu makin manis deh." "Jangan receh, geli tahu!" "Haha, aku gak kasih kamu receh kok karena kamu bukan wanita recehan." Mobil menepi di depan restoran. "Mas, kamu mau balik kerja lagi?" tanyaku. Pak Hen tersenyum lalu tangannya mengelus lembut pipiku. "Aku mau ke sana sebentar. Kamu mau turun?" "Lama gak?" "Tidak, hanya sekitar sepuluh menit. Setelah itu sesuai dengan janjiku, kita akan menemui ayah kandungku." "Baiklah, a

