Cinta dan Benci

1025 Kata

Tidak butuh waktu lama. Orang-orang sudah mengerumuni kami. "Ziya! Elo gak apa-apa?" Aldo panik dan menghampiriku. "Aku baik-baik, Do. Tapi Pak Hen, Do. Hiks, dia tidak boleh mati! Tolong dia, Aldo!" Aku masih terisak. Kejadian yang menimpa kami sungguh sangat cepat. Andai saja Pak Hen tidak menyelamatkan aku, entah bagaimana nasibku saat ini. Sekujur tubuhku gemetar. Panik, takut dan cemas bercampur jadi satu. Kepala Pak Hen juga belum berhenti mengeluarkan darah. Ya Tuhan, bagaimana kalau dia mati? Apa yang harus aku lakukan? "Kamu yang tenang ya, sekarang kita bawa Hendri ke rumah sakit. Aku yakin dia kuat." Aldo berusaha menenangkan aku. Pria yang beberapa bulan ini telah banyak menorehkan luka di hatiku itu dibawa oleh dua orang dan dimasukkan ke mobil Aldo. Tanpa menunggu l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN