Aku tersenyum sinis, "Lihat, Anda tidak bisa menjawab kan? Jujur saja, Anda jatuh cinta sama saya?" Pak Hen tiba-tiba melepaskan pelukannya. Aku buru-buru bangun dan menghela nafas lega. Akhirnya lepas juga. "Jangan terlalu percaya diri, Ziya. Kebencian saya sama kamu melebihi perasaan yang tumbuh di antara kita." Pak Hen memalingkan wajahnya ke arah lain. "Baik, itu bagus. Dengan begitu, tidak masalah bagi Anda jika saya melakukan semua hal yang Anda lakukan." Pak Hen menatapku, "Maksud kamu?" "Jangan pura-pura bodoh, Pak. Saya tahu malam itu Anda pergi dengan seorang wanita. Bahkan mungkin kalian melakukan hal yang menjijikan di kantor." Prok prok prok! Pria itu malah tepuk tangan. Dasar gila! Dikira pertunjukan? Menyebalkan! "Bagus, Ziya. Itu memang tujuan saya. Kamu masuk peran