"Aw, Sssttttt! Aduh, aduuuuh!" Ucapnya lagi, yang dengan secara tiba-tiba langsung saja merasakan pusing di kepalanya. Karena dengan secara tiba-tiba, kejadian 12 tahun yang lalu antara ia dan cinta masa kecilnya, yang ia percayai sebagai Cindy pun, hadir dan muncul kembali di kepalanya.
"Oh iya De, emang Ade tau, pacaran itu artinya apa?" Tanyanya, kepada gadis kecil tersebut, pada saat 12 tahun yang lalu.
"Emmmm? Nggak tau!" Jawabnya.
"Kalau emang Ade nggak tau, kenapa Ade mau jadi pacar kakak?" Tanyanya lagi, yang langsung tersenyum lucu mendengarnya.
"Soalnya kalau kata Tante aku, kalau kita punya pacar itu, katanya kita ini jadi punya seseorang yang bisa nolongin kita, kalau lagi ada orang yang jahat sama kita! Tadi kan kakak udah nolongin aku, berarti sekarang kakak udah jadi pacar aku dong?" Ucap gadis kecil tersebut lagi, yang dengan sangat polosnya menjawabnya seperti itu. Sehingga Alex yang mendengarnya pun, lagi-lagi tersenyum.
"Aw, Sssttttt! Iya iya, bener! Kata-kata itu, dari Cindy. Dari cinta masa kecil aku!" Ucap Alex lagi, yang sekarang ini sudah mengingat dengan jelas, siapa dan dimana ia mendengar kata-kata tersebut.
"T_ tapi, kenapa kata-kata Dinda tadi, sama persis kayak kata-kata Cindy, pada saat 12 tahun yang lalu yah?" Ucapnya lagi dalam hati, bingung.
Flashback 12 tahun yang lalu.
DI SEBUAH TAMAN YANG BERADA DI JAKARTA.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 Pagi.
"Ternyata di Jakarta, masih ada juga yah tempat yang sesejuk ini?" Ucap Alex yang dari tadi sedang berlari kecil mengelilingi taman tersebut, sambil menikmati udara segar. Hingga akhirnya, ia pun tak sengaja mendapati segerombolan anak kecil yang sedang ribut.
"Iiiiiihhhh, awas! Kamu nggak boleh main bareng kita!" Teriak salah satu dari mereka, marah, sambil mendorong tubuh salah satu temannya, yang tak lain adalah cinta masa kecil Alex.
"Aw, Sssttttt! Sakiiiiit!" Ucap gadis kecil tersebut, yang langsung saja menangis kesakitan, sambil memegangi lututnya yang terluka dan berdarah.
"Hahahaha! Cupu, cupuuuu! Anak cupu!" Alih-alih kasihan melihat temannya yang terjatuh sampai menangis dan berdarah seperti itu, segerombolan anak kecil tersebut malah justru langsung menertawakannya, sambil terus meledeknya.
"Heh! Ada apa ini, ada apa?" Alex yang langsung buru-buru menghampiri mereka semua, untuk melerainya.
"Eh, ayo sekarang juga kita kabur! Ayo, ayo, ayo!" Ucap salah satu dari mereka, yang langsung saja mengajak semua teman-temannya untuk kabur, setelah ia melihat Alex datang melerainya.
"Hiks,, hiks,, aduuuh, sakiiiiit! Hiks,, hiks,, kaki aku sakit bangeeeeet!" Ucap gadis kecil tersebut (Cinta masa kecil Alex) yang dari tadi masih terus menangis kesakitan, memegangi lututnya.
"Ya ampun De, Ade nggak papa kan?" Tanya Alex, yang langsung buru-buru duduk di sampingnya.
"Hiks,, hiks,, sakit kaaak, hiks,, hiks,, kaki aku sakiiiiit! Hiks,, hiks,, kaki aku berdaraaah!" Ucap anak kecil tersebut lagi, yang langsung saja merengek-rengek seperti itu kepadanya.
"Ya ampun De, lutut Ade berdarah?" Tanya Alex lagi, kaget dan panik.
"Ya udah ya udah, ade tenang aja yah! Nanti biar kakak obatin!"
"Ayo, sekarang kita kesana!" Ucapnya lagi, yang langsung saja menunjuk ke arah Cafe, yang berada tepat di pinggiran taman tersebut.
"Hiks,, hiks,, tapi aku nggak bisa jalaaan, hiks,, hiks,, kaki aku sakiiiiit! Hiks,, hiks,, aku pengin digendooong!" Rengek gadis kecil tersebut lagi, yang dengan sangat polosnya memintanya seperti itu. Sehingga Alex yang sedang panik pun, akhirnya tersenyum.
"Ya udah ya udah, nanti biar kakak gendong!" Ucapnya.
"Tapi syaratnyaaa, Ade enggak boleh nangis lagi, yaaah!" Ucapnya lagi yang langsung menghapus air matanya, dan langsung buru-buru menggendong menuju Cafe tersebut. Sesampainya mereka berdua di dalam Cafe tersebut, Alex pun langsung buru-buru mengobati lukanya.
"Aw, Sssttttt! Pelan-pelan kakaaaak! Hiks,, hiks,, sakiiiiit!" Rengek gadis kecil tersebut lagi, yang langsung saja mereunyi kesakitan.
"Iyaaa, ini juga kakak udah pelan kok!" Jawab Alex dengan penuh sabarnya, sambil terus mengobati lukanya.
"Lagian ini juga kakak udah mau selesai kok, ngobatinnya!" Ucapnya lagi.
"Tuuuh, kan! Bener, udah selesai!" Ucapnya lagi, yang langsung saja tersenyum setelah selesai mengobati lukanya. Sehingga gadis kecil tersebut yang melihatnya pun, seketika langsung ikut tersenyum.
"Oh iya, bener! Udah selesai!" Ucapnya.
"Gimana sekarang kakinya? Masih sakit nggak?" Tanya Alex.
"Masih sakit sih kak, hiks,, hiks,, tapi sekarang udah nggak terlalu sakit!" Jawab gadis kecil tersebut, yang masih terdengar jelas suara isak tangisnya.
"Ya udah, nanti juga lama-lama sembuh kok!" Ucap Alex lagi, yang langsung tersenyum kembali, sambil mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang.
"Oh iya De, ngomong-ngomong kenapa tadi Ade nggak ngelawan aja pas didorongan sama temen-temen Ade?" Tanyanya.
"Hiks,, hiks,, nggak mau kak, hiks,, hiks,, aku nggak mau ngelawan! Soalnya kata mamah, aku ini harus selalu baik sama temen-temen aku!" Ucap gadis kecil tersebut lagi, yang lagi-lagi dengan sangat polosnya menjawabnya seperti itu. Sehingga Alex yang mendengarnya pun, tak henti-hentinya tersenyum.
"Ade salah! Lain kali, Ade nggak boleh kayak gitu!" Ucapnya.
"Kalau temen-temen Ade udah sampai berani berbuat kasar kayak tadi, untuk jaga-jaga Ade harus ngelawan!"
"Kalau temen Ade dorong Ade, Ade dorong balik! Terus kalau temen-temen Ade pukul Ade, Ade juga pukul balik!" Ucapnya lagi, yang langsung saja menasehatinya seperti itu.
"Tapi aku takuuuut!" Ucap gadis kecil tersebut, yang malah justru langsung merengek-rengek seperti itu kepadanya.
"Ngapain takut? Kan mereka juga udah kasar sama Ade!" Jawab Alex.
"Iya sih,,,," ucap gadis kecil tersebut lagi.
"Tapi emang kakak juga suka kayak gitu, sama temen-temen kakak?"
"Kalau temen-temen kakak pada kasar sama kakak, kakak lawan mereka? Terus kalau temen-temen kakak pukul kakak, kakak juga pukul mereka?" Tanyanya.
"Iya, kakak lawan mereka! Kakak kalahin semuanya!" Jawab Alex, yang langsung saja tersenyum bercanda. Sehingga gadis kecil tersebut yang mendengarnya pun, lagi-lagi langsung ikut tersenyum.
"Lagian kalau tadi itu nggak ada kakak, udah jadi apa Ade sekarang? Kalau Ade diem aja kayak tadi, nggak mau ngelawan mereka!" Ucap Alex lagi.
"Bener juga yah, kata kakak!" Jawab gadis kecil tersebut lagi.
"Makasih yah kak, tadi kakak udah mau nolongin aku!"
"Muachhh!" Dengan secara tiba-tiba, gadis kecil tersebut pun langsung mendaratkan ciumannya di pipinya. Sehingga membuat Alex pun, seketika langsung terdiam karena saking kagetnya.
"Kakak baik deh! Ganteng lagi, kakak mau kan jadi pacar aku? Pleaseeee!" Ucapnya lagi, yang dengan sangat polosnya, tiba-tiba saja meminta hal seperti itu kepadanya.
"A_apa tadi Ade bilang? J_jadi pacar Ade?" Jawab Alex, yang langsung saja tersenyum kaget mendengarnya.
"Iya, jadi pacar aku! Kakak mau kan? Pelasseee!" Ucap gadis kecil tersebut lagi, yang malah justru langsung merengek-rengek seperti itu kepadanya. Sehingga Alex yang pada saat itu masih berusia 20 tahun pun, entah serius atau tidak, agar bocah SD tersebut berhenti merengek-rengek seperti itu lagi kepadanya, ia pun langsung menuruti apa kemauannya.
"Iyaaa, kakak mau!" Jawabnya, yang langsung saja tersenyum, sambil mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang.
"Kakak mau jadi pacar aku? Beneran?" Ucap gadis kecil tersebut lagi, yang langsung saja tersenyum, karena saking kaget dan tak percayanya mendengar jawabannya itu.
"Iyaaa, beneran! Kakak mau jadi pacar Ade. Dan mulai sekarang, kita ini pacaran!" Jawab Alex, lebih jelas lagi.
"Horeee! Horeee! Sekarang aku udah punya pacar, horeeee!" Teriak gadis kecil tersebut lagi, yang langsung saja tersenyum kegirangan. Sehingga Alex yang melihatnya pun, seketika langsung ikut tersenyum.
"Oh iya De, emang Ade tau, pacaran itu artinya apa?" Tanyanya.
"Eemmm? Nggak tau!" Jawab gadis kecil tersebut.
"Kalau Ade nggak tau, kenapa Ade pengin jadi pacar kakak?" Tanya Alex lagi, yang langsung saja tersenyum lucu mendengarnya.
"Soalnya kalau kata Tante aku, kalau kita punya pacar itu, katanya kita ini jadi punya seseorang yang bisa nolongin kita, kalau lagi ada orang yang jahat sama kita! Tadi kan kakak udah nolongin aku, berarti sekarang kakak udah jadi pacar aku dooong?" Ucap gadis kecil tersebut lagi, yang dengan sangat polosnya tiba-tiba saja menjawabnya seperti itu. Sehingga Alex yang mendengarnya pun, tak henti-hentinya tersenyum dibuatnya.
"Oooh gituuu, pacaran itu kayak gituuuu!" Ucapnya.
"Iya kakaaak. Kata Tante aku, pacaran itu kayak gitu!" Jawab gadis kecil tersebut.
"Emang kakak nggak tau?" Tanyanya.
"Eeeemm? Nggak, kakak nggak tau!" Jawab Alex, berbohong. Karena untuk cowok remaja tampan seusianya, mana mungkin ia belum pernah sekalipun merasakan apa yang namanya pacaran. Apalagi dari sejak ia masih kecil, ia juga sudah tinggal dan menetap di London, Negara yang penuh dengan kebebasan.
"Oooh, kakak nggak tau." Jawab gadis kecil tersebut.
"Ya udah deh, nggak papa!" Ucapnya.
"Oh iya kak, tapi kakak janji kan? Kalau mulai sekarang, kakak udah jadi pacar aku?" Tanyanya lagi, mencoba untuk memastikan.
"Iyaaa, kakak janji!" Jawab Alex lebih jelas lagi, sambil tersenyum.
"Berarti kalau sekarang kakak udah janji, berarti mulai sekarang kakak nggak boleh loh, cari pacar lagi!" Tegas gadis kecil tersebut.
"Mulai sekaraaang, kakak cuma boleh pacaran sama aku aja, sampai nanti kalau aku udah gede!"
"Terus nanti kalau aku udah gede, kita menikah deh! Kayak Tante sama Om aku!" Ucapnya lagi yang dengan sangat polosnya, tiba-tiba saja langsung tersenyum membicarakan dan membayangkan hal seperti itu. Sehingga Alex yang mendengarnya pun, seketika langsung tertawa.
"Iiiiiihhhh! Kok kakak malah ketawa?" Ucap gadis kecil tersebut lagi, yang langsung saja ngambek.
"Kakak janji kan, nggak akan cari pacar lagi?"
"Terus kakak juga janji kan? Kalau nanti aku udah gede, kakak mau menikah sama aku?" Ucapnya lagi, yang terus-terusan memastikannya seperti itu. Sehingga Alex yang mendengarnya pun, lagi-lagi tersenyum dibuatnya.
"Iyaaa, kakak janji! Kakak nggak akan pernah cari pacar lagi! Dan kakak juga janji, kakak akan selalu nungguin Ade, sampai dengan Ade ini gede! Terus habis itu, nanti kita menikah deh kayak Om sama Tante Ade!" Ucapnya lagi yang terus tersenyum, sambil mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang.
"Eeemmmm! Makasih yah kakaaak? Kakak baik deh!" Ucap gadis kecil tersebut lagi, yang langsung buru-buru memeluknya.
"Iyaaa," ucap Alex dengan penuh perhatiannya.