Ali menerima undangan tersebut, pria itu segera berdiri dari kursinya.
“Apa-apaan ini! Kirana menikah dengan Andika! Sialan! Kenapa harus dia! Aku tidak bisa berbuat banyak, aku bahkan tidak bisa mencegah pernikahan ini! Andika berada di luar jangkauan tanganku!” Keluh pria itu seraya meremas buku undangan berwarna gold tersebut lalu melemparkannya ke tempat sampah.
Ali mencoba menelepon Kirana tapi wanita itu tidak menerima panggilan darinya. Ali segera memanggil asistennya, dia ingin asistennya datang untuk menemui Kirana di perusahaan.
“Kania? Kamu datang ke perusahaan Kirana, temui dia.”
“Apa yang harus saya katakan pada Nona Kirana, Presdir?”
Ali terdiam, dia juga tidak tahu apa yang ingin dia sampaikan pada Kirana. Ali kembali terduduk lesu di kursinya. Wajahnya menunduk, Ali
