Seminggu berlalu setelah pernikahan, keseharian keduanya tidak jauh-jauh dari ponsel dan juga televisi.
Rehan sendiri selalu memasak dan juga membuatkan semua hal yang diminta oleh istrinya, terkadang keduanya juga pergi keluar untuk mencari makan malam.
Saat ini Alisa sedang berbaring di pangkuan suaminya, suaminya sendiri sibuk mengupas apel untuk dirinya.
"Apakah kamu benar-benar tidak perlu bekerja?" Alisa pada akhirnya bertanya lagi karena melihat suaminya yang tak kunjung meninggalkan rumah setelah menikah dengannya.
"Jangan khawatir, aku pastikan kamu tidak kekurangan apapun." Jawab Rehan dengan sungguh-sungguh.
"Bukan seperti itu," Pada akhirnya Alisa pun tidak dapat membantah lagi karena bingung harus mengatakan apa.
Pasalnya kemarin saat dirinya belanja, dirinya bisa membeli apapun tanpa mendapatkan keluhan dari suaminya yang mengomentari dirinya boros. Selain itu, suaminya bahkan meminta dirinya untuk sering-sering pergi keluar bersama teman-temannya agar tidak merasa bosan di rumah. Meskipun pada akhirnya suamimu akan mengikutinya.
"Kalau begitu apakah mama tidak mengeluh? Bagaimanapun juga kita akan menjadi beban mereka jika kita tidak bekerja." Tanya Alisa pada akhirnya.
"Tidak apa-apa, mama tidak akan ikut campur masalah rumah tangga kita, karena dia percaya sama aku." Jawab Rehan dengan yakin.
Alisa yang mendengarnya tentu saja merasa tenang.
Setelah selesai mengupas apel, Rehan segera menyuapi istrinya yang masih berbaring di pangkuannya dengan mata yang fokus melihat ke arah televisi yang menampilkan drama Korea yang tengah ramai saat ini.
Diam-diam Rehan memperhatikan istrinya yang tengah fokus melihat drama kesukaannya. Bagi Rehan, kebahagiaan istrinya lebih utama, jadi tidak masalah baginya untuk menemani istrinya meskipun dirinya sendiri merasa bosan.
Rehan masih ingat, malam pernikahan dimana istrinya yang menangis karena ulah mantan kekasihnya, dan Rehan bersyukur karena pada akhirnya istrinya dapat lepas dari mantan kekasihnya itu.
"Cincin yang dipakai ceweknya bagus kan?" Alisa bersuara sembari menatap ke arah suaminya yang saat ini fokus dengan tayangan drama Korea untuk memperhatikan cincin yang ia sukai.
"Kamu mau?" Tanya Rehan sembari menatap ke arah istrinya yang saat ini juga menatap ke arahnya.
"Biasanya laki-laki romantis nggak perlu nanya tapi langsung dibelikan loh," Jawab Alisa sembari bercanda.
"Apakah begitu?" Balas Rehan yang langsung saja membuat Alisa tertawa pelan saat mendengarnya.
Alisa kembali menonton berbeda dengan Rehan yang saat ini tengah memainkan ponselnya. Setelah mengetikkan sesuatu, Rehan kembali meletakkan ponselnya dan kembali menyuapi istrinya.
"Apakah mau buah yang lain?" Tanya Rehan saat melihat kupasan apel tadi sudah habis.
"Kamu nggak capek?" Tanya Alisa pelan.
"Enggak, lagipula aku nggak ada kegiatan." Jawab Rehan dengan cepat.
Alisa pun menunjuk klengkeng yang ada di atas piring.
Jam menunjukkan pukul lima sore saat akhirnya drama yang disukai Alisa selesai. Rehan tertawa pelan sembari memberikan tisu untuk istrinya yang masih sesenggukan setelah melihat akhirnya.
"Mataku bakal bengkak setelah ini," gumam Alisa pelan.
"Besok aku antarkan treatment." Jawab Rehan dengan entengnya.
Alisa pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dan kembali mengusap ingusnya yang tak kunjung berhenti.
"Menu makan malam mau masak apa?" Tanya Rehan pada istrinya.
"Aku mau gule kambing," Jawab Alisa yang tentu saja membuat Rehan mengerti jika makan malam hari ini harus beli di luar.
"Nanti berangkat lebih awal sambil jalan-jalan," Ajak Alisa lagi.
Rehan hanya menganggukkan kepalanya setuju dan tidak memprotes apapun.
Suara deringan ponsel yang terdengar membuat Alisa segera mengambil ponselnya dan menerima panggilan dari mamanya.
"Iya ma?"
Rehan segera memasang pendengarannya saat tahu jika yang menelpon adalah mertuanya.
"Aku sama Rehan kok ma, ada apa?" Jawab Alisa lagi sembari bertanya saat mamanya menanyakan tentang suaminya.
"Sebentar," Alisa menurunkan ponselnya dan menatap ke arah suaminya yang terlihat penasaran.
"Mama meminta kita datang untuk makan malam bersama, kebetulan nanti calon Clara akan datang." Kata Alisa pada suaminya.
Rehan hanya menganggukkan kepalanya setuju, dan Alisa pun segera mengatakan iya pada mamanya.
"Gulai kambingnya gimana kalau kita pergi ke rumah mama?" Tanya Rehan pada istrinya.
Tentu saja Rehan tak ingin membuat istrinya kecewa, jadi sebisa mungkin dirinya ingin mengetahui pendapat istrinya.
"Nanti kita makan sedikit aja, lalu pulang." Jawab Alisa yang langsung saja dijawab anggukan oleh Rehan.
Sejujurnya, Rehan sudah tahu jika hubungan istrinya dengan keluarganya tidak terlalu baik, hanya saja istrinya masih sangat menghormati keluarganya karena keluarganya sudah mau membesarkan dirinya.
"Banyak orang bilang kalau Clara lebih cantik daripada aku, jadi nanti jangan terpikat sama dia." Kata Alisa tiba-tiba.
Rehan yang mendengarnya tentu saja hanya bisa sedikit terkejut, pasalnya dirinya tidak pernah menyangka istrinya akan memperingatkan seperti itu.
"Dimataku istriku lebih cantik dari siapapun!" Seru Rehan dengan sungguh-sungguh.
Rehan tertawa pelan dan mencium pipi istrinya singkat. Alisa yang terkejut tentu saja hanya bisa diam dan memegangi pipinya.
"Tidak masalah kan kalau sebatas itu?" Tanya Rehan penasaran.
"Apaan sih, gitu aja tanya." Balas Alisa yang saat ini merasa malu dengan pertanyaan dari suaminya.
Alisa bangun dari duduknya dan berjalan ke arah kamar, berbeda dengan Rehan yang harus membereskan sisa buah yang tersisa.
Rehan memasukkan kembali buah yang belum tersentuh ke dalam kulkas, setelah itu dirinya juga mencuci piring sisa makan siang yang belum sempat ia cuci.
Alisa keluar dari kamar, kembali ke ruangan tadi mencari keberadaan suaminya. Alisa mengambil ponsel suaminya yang bergetar dan membawanya.
"Han...." Panggil Alisa sembari terus berjalan mencari keberadaan suaminya.
Getaran ponsel mati dan tidak lama setelahnya sebuah pesan masuk, Alisa tidak sengaja membacanya. Dimana itu pesan dari Leo yang mengatakan sudah memesankan apa yang diminta oleh suaminya. Selain itu, yang lebih janggal lagi Leo memanggil suaminya dengan pak dan bukan Rehan, padahal keduanya berteman.
"Ponsel kamu tadi bunyi," Kata Alisa saat menemukan suaminya di dapur.
"Dari siapa?" Balas Rehan bertanya.
"Leo," Jawab Alisa cepat.
"Dia beneran teman kamu?" Tanya Alisa sembari menyerahkan ponsel suaminya.
"Kenapa?" Tanya Rehan sembari membuka ponselnya.
"Kita berteman sambil bekerja dulu," Jawab Rehan saat akhirnya tahu apa yang membuat istrinya bertanya-tanya.
"Kupikir kamu istirahat," Kata Rehan sembari menatap ke arah istrinya yang masih menatap lurus ke arahnya.
"Tidak, aku menunggu kamu tapi kamu tidak kunjung datang, jadi aku keluar dan mencarimu." Jawab Alisa dengan jujur.
"Ada apa? Kangen?" Goda Rehan yang langsung saja membuat Alisa tertawa pelan dan menganggukkan kepalanya.
"Kamu ganteng banget," Puji Alisa tiba-tiba sembari memeluk suaminya.
Rehan yang mendapat perlakuan seperti itu tentu saja hanya bisa tersenyum dan membalas pelukan istrinya dengan hangat.
"Ada apa? Kalau ada masalah cerita sama aku." Tanya Rehan yang sangat tahu bagaimana sifat istrinya.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin memelukmu." Jawab Alisa dengan suara pelan.
Rehan pun tidak mau memaksa istrinya lagi dan memutuskan untuk memeluk istrinya saja.