Pada akhirnya, Rehan menyiapkan semua hal sendirian. Karena istrinya tertidur sampai waktunya hampir tiba.
Alisa menyambut kedatangan teman-temannya dengan bahagia. Tentu saja karena mereka adalah teman dekat Alisa, kebetulan kemarin mereka pergi liburan yang seharusnya dirinya sendiri ikut pergi karena sudah direncanakan jauh-jauh hari, hanya saja pernikahannya juga berlangsung begitu saja.
"Apakah suamimu tidak menyambut kedatangan kita?" Salah seorang teman Alisa yang bernama Salsa bertanya.
"Dia pergi membeli makanan dan camilan untuk kalian," Jawab Alisa ragu-ragu.
"Bukannya kalian menikah karena perjodohan? Kamu pun masih galau bukan?"
"Tidak tahu, yang pasti dia bersikap baik dalam pernikahan ini." Jawab Alisa sedikit bingung menjelaskan.
Jujur saja, Alisa sendiri juga kadang bingung dengan sikap dan perhatian yang diberikan oleh suaminya. Tapi karena tidak ingin terlalu memikirkannya Alisa pun memutuskan untuk diam saja dan menerimanya.
"Karena rumah baru, mohon maaf jika ada sesuatu yang kurang nyaman." Kata Alisa sedikit bercanda.
"Ngomong-ngomong, suamimu kerja apa?" Tanya Tiara penasaran setelah melihat sekeliling ruangan.
"Karena banyak lukisan terkenal ya? Awalnya aku juga terkejut tapi aku belum sempat bertanya dia kerja apa. Yang pasti keluarganya punya perusahaan." Jawab Alisa yang sebenarnya tidak yakin dengan apa yang ia katakan.
Alisa tidak pernah berpikir akan mendapatkan pertanyaan seperti itu, karena Alisa pikir pernikahan itu tidak akan bertahan lama, untuk itu dirinya tidak ingin mengetahui apapun tentang suaminya.
Mereka duduk dan berbincang, hingga tak lama kemudian Rehan kembali dengan membawa banyak hal di tangannya.
"Oh sudah sampai, halo aku Rehan suami Alisa." Rehan segera memperkenalkan diri begitu melihat istrinya yang asyik berbincang dengan temannya.
Alisa yang melihat suaminya datang pun berdiri dan berniat untuk membantu suaminya menyajikan camilan.
"Duduk saja dan temani mereka, aku akan menyelesaikannya." Setelah mengatakan itu, Rehan pun segera masuk dan menuju dapur.
"Bukankah terlalu manis?"
Salsa yang melihat bagaimana perlakuan Rehan tentu saja mersa terpikat, dirinya benar-benar bermimpi memiliki pasangan yang manis seperti itu.
"Dia orangnya memang seperti itu," Jawab Alisa sedikit malu.
"Kalian tidak mempekerjakan pembantu?"
"Belum, Rehan bilang pembantu datang seminggu 3x." Jawab Alisa pelan.
"Berarti kamu diminta untuk beberes rumah." Kata Tiara pelan.
"Jangan bilang dia menikahimu hanya untuk membersihkan rumah?" Ucap Salsa curiga.
"Jangan berpikiran negatif, harusnya kalian buat Alisa nyaman sama pernikahannya agar tidak kembali sama mantan lucknatnya itu." Kata Prilly yang kali ini ikutan bersuara.
Sebenarnya sedari tadi Prilly hanya diam karena berpikir pernah bertemu dengan suami temannya itu. Hanya saja Prilly tidak terlalu yakin.
"Sejujurnya aku ngerasa pernah lihat suami kamu disuatu tempat," Ucap Prilly pada akhirnya.
"Dimana? Kamu kenal siapa dia?"
"Apa ya? Apa jangan-jangan dia sales mlm yang pernah buka di dekat rumah ya?" Jawab Prilly ragu.
Semua yang mendengar apa yang dikatakan Prilly tentu saja langsung terdiam dan menghela napasnya pelan, mengabaikan Prilly yang terlihat masih berpikir.
Tidak lama kemudian, Rehan keluar dengan membawa minuman dan juga camilan untuk istrinya dan tamu yang datang.
Setelah selesai menyajikan, Rehan pun ikut duduk dan tersenyum ramah.
"Apakah kalian teman dekat Alisa?" Tanya Regan mencoba untuk membuka percakapan.
"Kita sudah berteman dari SMA, kebetulan kemarin harusnya kita liburan." Jawab Salsa dengan cepat dan tersenyum lebar ke arah suami temannya itu.
"Syukurlah dia punya banyak teman yang baik," Balas Rehan dengan pelan.
Suara bell yang berbunyi membuat Rehan menoleh sejenak.
"Apakah ada tamu lagi?" Tanya Alisa penasaran.
"Temanku datang, tapi hanya satu orang aja." Jawab Rehan dengan cepat.
"Oh ya, nanti aku akan mengajak temanku masuk, jadi kamu santai saja dengan teman-temanmu, lalu makanannya sudah aku tata di meja makan." Lanjut Rehan memberitahu dan Alisa menganggukkan kepalanya mengerti.
Setelah itu, Rehan pun langsung keluar untuk membukakan pintu. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Rehan langsung membawa Leo masuk ke dalam rumah, lebih tepatnya ruang kerja atau ruang santai yang ada di rumah itu.
Karena istrinya kebetulan memiliki teman-temannya jadi Rehan memutuskan untuk memanggil sekretarisnya untuk membicarakan pekerjaan yang akan ia kerjaan dari rumah.
Di sisi lain, Alisa dan teman-temannya berbincang dengan nyaman. Tidak lupa sembari memakan camilan yang sudah disajikan oleh Rehan.
"Ngomong-ngomong, apakah kamu sudah dapat uangnya?" Prilly bertanya karena penasaran.
Kemarin malam, mantan kekasih Alusa sudah mengirimkan jumlah uang yang diinginkan sebagai ganti tidak akan mendekati Alisa lagi. Tadi pagi Alisa mencoba berbicara dengan teman-temannya dan tentu saja mengatakan akan meminjam sejumlah uang jika uang yang ia miliki kurang.
"Tadi Rehan memberikan card padaku, tapi aku tidak tahu apa tidak apa-apa menggunakannya untuk itu?" Jawab Alisa yang sejujurnya memiliki niatan untuk memakai uang yang ada di card itu.
Tentu saja Alisa berpikir seharusnya tidak begitu, hanya saja dirinya terdesak. Jika tidak memberikan uang, hidupnya pasti akan hancur ditangan mantan kekasihnya yang tidak tahh diri itu.
"Atau uinu saja, kamu jangan pakai uang suamimu, pakai uang kamu sendiri sama pinjam kita dulu?" Usul Salsa.
"Berapa sih yang diminta?" Tanya Tiara penasaran.
"100jt," Jawab Alisa pelan.
"b******n Sialan!" Teriak Tiara spontan.
Tiara segera menutup bibirnya, sadar jika suami Alisa bisa saja mendengar apa yang ia katakan.
Prilly dan Salsa sendiri hanya bisa mengumpat di dalam hati. Sejujurnya mereka semua tidak percaya jika Reno akan menjadi laki-laki menjijikkan seperti itu.
"Kalau sudah waktunya, kayaknya aku nggak punya pilihan selain pakai uang Rehan. " Kata Alisa pada akhirnya.
"Do'ain aja, Rehan nggak tanya uangnya aku pakai buat apa." Lanjut Alisa lagi.
"Memangnya uang yang diberikan oleh suamimu ada sebanyak itu? Kan kamu juga harus mikir sehari-hari untuk makan dan pembantu rumah tangga." Tanya Tiara sembari mengingatkan kebutuhan untuk kedepannya.
"Kalau kalian tahu, kalian pasti terkejut." Jawab Alisa yang tentu saja membuat mereka penasaran.
Alisa merogoh saku dan mengeluarkan blackcard yang diberikan oleh suaminya tadi pagi.
"Aku bawa karena mau aku kasih tahu ke kalian," Kata Alisa memamerkan card yang ia terima.
"Apa-apaan, bukankah kamu terlalu beruntung?" Ungkap Salsa sembari mengambil card milik Alisa dan melihatnya dengan seksama.
Prilly dan Tiara tentu saja ikut-ikutan, mereka bergantian melihat card itu benar seperti yang mereka pikirkan atau tidak.
"Inimah bukan perjodohan, tapi rejeki nomplok." Celetuk Prilly yang langsung saja membuat Alisa tertawa pelan.
"Mangkanya itu aku sekarang mikir biar nggak cerai, nggak papa jadi simpanan asal ini kartu bisa terus dipakai." Kata Alisa mengatakan isi hatinya.
"Tapi ngomong-ngomong lo udah tidur sama dia?" Tanya Tiara dengan suara pelan.
"Apa? Lo udah kasih jatah?" Tanya Salsa terkejut. Pasalnya temannya itu baru saja patah hati dan menikah, tidak mungkin bukan?
"Gue kan tanya, nggak mungkin cowok tiba-tiba royal kalau nggak dikasih?" Balas Tiara lagi.
"Jujur, kita semalam melakukannya karena gue mabuk." Jawab Salsa jujur. Sebenarnya Salsa tidak pernah kepikiran suaminya memberikan card itu karena keduanya selesai berhubungan, tapi setelah dipikirkan lagi itu cukup masuk akal.
"Ah, pada akhirnya semua laki-laki sama ya," Keluh Salsa sedikit kecewa.
"Lagipula kan udah menikah, jadi lebih sah dong kalau melakukannya. Justru yang belum menikah seperti kita yang sebenarnya salah." Kata Prilly bersuara.
Mereka pun segera diam dan menganggukkan kepalanya setuju.