Dani dan Alea berada di sebuah cafe shop di samping rumah sakit. Kedua orang itu saling bertatapan. Dani menatap Alea dengan pandangan tertarik, sedangkan Alea menatap tidak sabar pada Dani. “Jadi, mau kan dengan syaratnya?” tanya Dani kepada Alea. Alea meremas ujung bajunya. Dari banyaknya pekerjaan yang dicoba Alea, baru kali ini dia mendapatkan syarat. Apalagi syarat yang diberikan Dani sangat tidak masuk akal. “Bisakah langsung saja memberitahu pekerjaan apa?” tanya Alea. “Setujui dulu syarat dariku,” jawab Dani sambil menyesap kopinya. “Tapi itu syarat yang konyol, Om. Aku tidak mau,” kata Alea. “Kamu butuh pekerjaan, aku butuh pacar sewaan. Jadi, kita saling menguntungkan,” bisik Dani pelan. “Aku tidak ingin pacaran. Merepotkan,” desis Alea. “Ini pacar mainan, Alea. T

