21. Keluarga Manis

1188 Kata

Ara tidak ada pilihan lain selain dibantu oleh Aksa, saat ini mereka sampai di rumah belakang Aksa yang kecil tetapi sangat rapi dan terasa asri. Ara menatap ke rumah yang lumayan besar di depan, rumah itu tidak kalah besar dengan rumah Kakaknya. “Ara, kamu di sini dulu. Nanti aku yang bicara sama Ibuku,” ucap Aksa. “Setelah aku mendapatkan pekerjaan lain dan gajiku bisa dibuat untuk sewa rumah, aku akan pergi dari sini,” ujar Ara. “Kamu mau pindah pekerjaan? Kamu tidak mau menjadi guru lagi?” tanya Aksa. Ara menggeleng pelan. Sebenarnya dia sangat suka mengajar, cita-citanya dari kecil menjadi guru. Namun, untuk saat ini uang yang dia dapat tidak sebanding dengan lelahnya mengajar setiap hari. Dan entah sampai kapan dia hanya menjadi guru magang. “Ara, bertahanlah!” pinta Aksa.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN