Dengan begitu tak rela Andra mengantar istrinya pergi dari rumah. Sungguh, dia begitu mencintai Bulan. Untuk sekarang, kemarin dan mungkin untuk kedepannya; selamanya. Terlebih sekarang ada bayi kecil di dalam rahim Bulan. Seakan-akan ada ikatan batin yang kini membuatnya kepikiran setengah mati jika Bulan tak ada di sampingnya. Andra kembali melirik istrinya yang sejak tadi tak mau menatapnya. “Lan, kamu nggak mau ambil baju-bajumu dulu, di rumah?” tawaran yang menginginkan dirinya lebih lama lagi bisa menatap wajah imut istrinya. Bulan masih diam, tetapi kepalanya mulai sibuk mengingat barang miliknya yang mungkin masih ada di panti. “Nggak usah, kak. Ada beberapa baju punyaku yang sengaja aku tinggal di sana.” Hanya bisa menghela nafas sedikit panjang dengan harapan yang jadi pupus m