Eps 56. Nangis

1910 Kata

Vasco menepuk bahu kakaknya, mencoba menenangkan walau dia sendiri tak bisa tenang. “Semoga yang dikatakan dokter tadi nggak bener.” Jeda, ia menarik nafas dengan tangan yang memijit tulang hidungnya. “Kita bisa bawa Bulan ke luar negri untuk pengobatan yang lebih baik. Yakin aja, dengan tetap berusaha semuanya nggak akan sia-sia. Untuk hasil, serahin sama Tuhan. Setidaknya kita sudah berusaha dan berjuang.” Andra menunduk dalam, membiarkan bulir menetes begitu saja. Lalu isakan kecil membuatnya menutup wajah dengan cepat. Untuk beberapa saat, dia nggak bisa menjawab apa pun kalimat yang Vasco ucapkan. Satu tangan menekan dadaa, lalu memukul dadanya berkali-kali. Di tinggalkan Nanda dulu, rasanya tak pernah sesakit ini. Dan ini adalah kali kedua ia merasa tak memiliki gairah untuk hidup.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN