13

511 Kata

Tita menatap Dimas yang masih termenung, jemarinya menggenggam gelas berisi minuman beralkohol yang hampir habis. Di dalam kafe yang remang-remang, dentuman musik memenuhi ruangan, tetapi bagi Dimas, suara itu seperti bisikan yang tidak mampu mengalahkan suara di kepalanya. Sekar. Suara desahannya, tatapan matanya, kelembutan kulitnya. Semuanya masih membekas dalam pikirannya. Rasa bersalah dan kerinduan bercampur aduk, membuatnya gila. Ia ingin melupakan, tetapi semakin mencoba melupakan, bayangan itu semakin kuat menjeratnya. Tita menggeser kursinya lebih dekat. Ia bisa melihat kilatan kegundahan di mata Dimas, dan itulah yang membuatnya yakin bahwa malam ini adalah kesempatannya. Ia tahu Dimas sedang rapuh, dan seorang pria yang rapuh akan lebih mudah terbawa oleh suasana. "Dimas, ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN